Bona Taon 2020 Celebration with the Bataknese community in New England

Celebrating Bona Taon 2020 with the Bataknese Community in New England

 

Kittery, Maine, 2/8/2020 - One of the major ethnic groups in Indonesia, the Bataknese, celebrated the new year in a mix of religious and cultural community festivity named Bona Taon 2020 on February 8, 2020, in Kittery, Maine. The Bataknese community from New Hampshire, Massachusetts, Maine, DC, and New York came together to be grateful of the year passed and to welcome the new year with positiveness and blessings from the Almighty.

Organized by Pbb Dos Ni Roha, an organization that focuses on keeping the cultural bond between the Bataknese community in the region, the event was also attended by the Consul General of Republic of Indonesia and wife, DR. Arifi Saiman and ibu Endang Arifi, as well as Consul Rizal Zaal from KJRI New York. ICONE's President Olla Chas and one of the Directors Anto Sianturi were also present to show support and appreciation towards the people and its culture as part of the overall Indonesian community in New England. The other ethnic-based organizations such as the Kawanua Maesa NH, the Maluku Association, and Kumpulan Tionghoa (KITA) were among the guests who came and danced the night away with the spirit of togetherness, peace, and love.

Warung Konsuler 2019 & Perpisahan KonJen RI di Boston

Boston, 3/30/2019 – Puluhan WNI yang tersebar di kawasan Massachusetts dan New Hampshire memadati kegiatan Warung Konsuler 2019 yang diadakan di Boston hari ini atas kerjasama antara KJRI New York, ICONE, Boston City Blessing Church dan Permias MA. Warga Indonesia yang datang memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan berbagai layanan konsuler dari tim KJRI New York seperti pembaruan/perpanjangan paspor, legalisasi dokumen, lapor diri dan konsultasi konsuler. Dari semua layanan konsuler yang ditawarkan, layanan paspor mendapatkan respon yang paling banyak dari warga dengan jumlah pendaftaran lebih dari 40 orang yang menyebabkan tim KJRI harus membatasi jumlah yang dapat dilayani menjadi 37 orang saja. Jumlah ini, menurut Konsul Konsuler Ibu Annisa Tyas Purwanti, adalah sebuah record layanan paspor paling tinggi dalam satu hari layanan yang pernah dilakukan selama ini oleh KJRI New York melalui kegiatan Warung Konsuler. Tingginya permintaan atas layanan paspor ini, merupakan hasil kombinasi dari gencarnya informasi yang disalurkan ke masyarakat sebelum kegiatan ini berlangsung oleh ICONE dan keinginan WNI di New England untuk mengurus paspor mereka di lokasi yang terdekat.

Pada kesempatan dan ditempat yang sama, warga juga mengadakan ramah tamah dengan KonJen RI Bapak Abdul Kadir Jailani yang telah menyelesaikan masa tugas di Amerika untuk selanjutnya mengemban amanah dari negara menjadi Duta Besar Indonesia di Kanada. Beberapa anggota masyarakat yang hadir menyampaikan rasa terima kasih mereka yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Abdul Kadir dan secara gamblang menyatakan bahwa beliau adalah salah satu KonJen terbaik yang pernah masyarakat New England dapatkan selama ini. Acara ramah tamah ini juga dilengkapi dengan suguhan hiburan dari beberapa musisi muda Indonesia yang merupakan alumni dari Berklee College of Music, pemotongan tumpeng, dan makan siang bersama.

Terima kasih kepada seluruh pendukung kegiatan ini: Pastor Zee dan Daniel Pattianakotta dari Boston City Blessing Church atas penyediaan lokasi acara, tim Permias Massachuseets yang digawangi oleh Grace Purba, teman-teman alumni dari Berklee College of Music, serta tim ICONE yang dipimpin oleh Olla Chas yaitu Elvina Setia, Sophia Jamilah, Rizki Setia, Lina Pitono, Dhanni Setyaning, dan Watty Grant. Tidak lupa juga terima kasih kepada tim konsumsi: Lia Muse, Vera Lumowa, Yuandita Prasanti, dan Micita Mahoney.

Bersama, kita bisa!

Sharing Session With Dr. Handry Satriago

Handry Satriago Himbau Mahasiswa dan Profesional di Boston, Amerika Serikat Siap Tangguh Dalam Persaingan Sumber Daya Manusia di Indonesia

Boston, 22 Januari 2019 – Bertemakan "Leadership & Global Talent Development in Indonesia", Handry Satriago, CEO dari General Electric Indonesia, mengajak para mahasiswa dan kalangan profesional Indonesia di Boston untuk siap dalam menghadapi berbagai tantangan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Di acara diskusi terbuka yang diadakan oleh Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE, Inc.) dan Asosiasi Mahasiswa Indonesia di MIT (MIT-AIS), puluhan profesional dan mahasiswa Indonesia dari berbagai universitas di Boston seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston College, Harvard University, Northeastern University, Boston University, dan Tufts University mendapat arahan-arahan berguna dari Handry untuk dapat bersaing dan kelak menjadi pemimpin-pemimpin berpotensi di dunia kerja Indonesia.

Menurut Handry, penerapan prinsip kepemimpinan yang modern, mempunyai kepercayaan diri untuk berkompetisi, mau belajar dari kesalahan, pantang menyerah, dan selalu membuat patokan prioritas dalam bertindak menjadi faktor penentu penting untuk sukses bersaing di dalam dunia kerja.  Ketika berbincang tentang gaya kepemimpinan, Handry berujar, "leadership is a perception of the followers". Saat ini, konsep ‘anak buah’ sudah menjadi konsep yang out-of-date dan tidak cocok diterapkan lagi. Acuan pola pikir ‘anak buah’ ini dapat menghambat pengembangan talenta di Indonesia karena menyebabkan anggota organisasi cenderung mengikuti perintah atasan tanpa berpikir dua kali, tidak berani untuk menjadi kreatif, dan kurang percaya diri. "Let’s cut the cycle!", himbau Handry ketika membahas tentang budaya tidak baik, yang seringkali diwariskan dalam sebuah organisasi, perusahaan maupun institusi pemerintahan, agar para pemimpin masa depan tidak terpengaruh oleh budaya buruk seperti korupsi. 

Dalam sesi tanya jawab, para peserta dengan antusias berdiskusi dengan Handry mengenai beragam isu-isu terkait, seperti kesiapan talenta di Indonesia dalam menerapkan teknologi yang diambil dari negara lain, pengalaman beliau dalam usaha pengembangan dan penyebaran alat-alat berteknologi tinggi termasuk peralatan medis terkini di Indonesia, dan bagaimana kaum intelektual harus lebih aktif dalam mengubah status quo di Indonesia walaupun tidak jarang dicap sebagai elitis.

“Kami berharap dengan diadakannya diskusi terbuka dengan praktisi-praktisi usaha seperti bapak Handry ini dapat makin menginspirasi kalangan mahasiswa dan profesional Indonesia disini untuk tidak pernah berhenti menggali potensi mereka dan nantinya dapat berkontribusi dalam kemajuan Indonesia di berbagai bidang”, ujar Olla Chas, Co-founder & President ICONE, Inc., sebuah organisasi nirlaba yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika, edukasi dan promosi seni budaya Indonesia di kawasan New England, Amerika Serikat.


Catatan:

Terima kasih atas kolaborasi antara tim ICONE dan MIT-AIS  atas berlangsungnya acara diskusi ini: Valentino Sudaryo, Titan, Adrian, Sophia Jamila, Elvina Setia, Dhini Purnamasari, Rizki Setia, dan Olla Chas.


 

Check out also: ICONE in the News

Sosialisasi Pemilu 2019 & Layanan Konsuler

Kegiatan Sosialisasi Pemilu 2019 dan Layanan Konsuler telah berlangsung dengan sukses pada tanggal 11 November, 2019 di Boston, Massachusetts. Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) New York yang telah melakukan kegiatan yang sama di beberapa negara bagian lainnya di kawasan pantai timur Amerika Serikat, kali ini didukung oleh ICONE dan Permias MA telah memfasilitasi warga negara Indonesia yang berdomisili di Massachusetts khususnya dan di wilayah New England pada umumnya, untuk mendaftarkan diri dan mengetahui lebih banyak mengenai pemilu serentak luar negeri yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 April, 2019. Puluhan warga negara Indonesia yang terdiri dari kalangan profesional, keluarga dan mahasiswa hadir untuk memastikan hak pilih mereka dapat digunakan di Pemilu 2019 nanti.

Terima kasih atas kerjasama semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini. Termasuk didalamnya adalah: Ginda Bastari dan Daisy Loho (PPLN-NY); Sandy D. Satrio (KJRI NY); Olla Chas, Sophia Hawkeyes dan Dania Dhanni (ICONE); Adhni Mulachela (PERMIAS MA); dan Micita Mahoney (konsumsi).

Mari sukseskan bersama Pemilu 2019! Ayo gunakan hak pilih kita demi menuju Indonesia yang lebih baik, damai dan sejahtera.

Community discussion with Sandiaga Uno, Deputy Governor-elect of Jakarta

Boston / August 17, 2017 - A community gathering featuring the Deputy Governor-elect of Jakarta, Sandiaga Uno, was held today at Vanderbilt Hall, Harvard Medical School in Boston. The event was part of ICONE's Indonesian Independence Day community celebration series in New England.  Mr. Uno shared his views on some of Jakarta and Indonesia’s current issues and motivated the local Indonesian diasporas to stay united and productive as a community. The event was attended by Indonesian graduate students and professionals currently residing in Massachusetts and New Hampshire.

Thank you to Olla Chas (Co-Founder & President of ICONE, Inc.) and the two Indonesian graduate students from Harvard University, Nanda Prasetya and Talitha Chairunissa, who helped spearhead this event into realization. This gathering was also supported by other members of the community including Fahlino Sjuib, Sukidi, Uum Humaerah, Christian Suharlim, Adrian Hasdianda, Calvin Yehezkiel Limuel and Watty Grant.


Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-72: Perkuat Persatuan dan Semangat Nasionalisme Indonesia di Boston, Amerika

Boston, 19 Agustus 2017 – Semangat dan ekspresi nasionalisme ditunjukkan oleh warga Indonesia di Boston, Amerika. Hal itu terefleksikan dalam dua kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE): pertama, diskusi akademis bersama Sandiaga Uno, Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta di Harvard Medical School, pada Kamis, 17 Agustus, 2017, dan kedua, perayaan kemerdekaan RI yang ke-72 di Watertown Park di Boston, pada Sabtu, 19 Agustus 2017.

Dalam sambutannya di Universitas Harvard, Sandiaga menegaskan bahwa diskusi kebangsaan RI ini merupakan pertukaran ide dan wacana untuk meneguhkan rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme di kalangan warga diaspora Indonesia di Amerika. “Berpikir, berimajinasi, dan berkarya untuk Indonesia adalah suatu hal yang melekat pada warga diaspora Indonesia di Amerika. Tanda bakti Indonesia dapat dilakukan oleh setiap warga Indonesia, baik di luar maupun di dalam negeri. Semua itu menjadi modal sosial dan intelektual untuk membangun Indonesia dengan membentuk jaringan internasional dan kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Amerika”, ujar Sandiaga di depan mahasiswa dan profesional Indonesia di Boston. Dalam mengenang kembali pemikiran founding fathers kita, Sandiaga menitikberatkan aspek persatuan di tengah kebhinnekaan bangsa Indonesia (unity in diversity). Persatuan dan titik persamaan inilah, menurutnya, yang perlu dijadikan common platform dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih demokratis, adil, dan sejahtera.

Pada perayaan hari kemerdekaan RI ke-72 di Arsenal Park, Boston, Olla Chas, Co-founder & President ICONE, Inc., sebuah organisasi nirlaba yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika, menegaskan kembali tentang pentingnya persatuan di antara warga Indonesia yang berbeda suku, agama, dan golongan dari berbagai kota di kawasan New England. “Warga diaspora Indonesia di New England adalah miniatur kecil dari kebhinekaan Indonesia. Sebagai perantau yg berasal dari berbagai macam latar belakang, masyarakat Indonesia disini hendaknya selalu dapat kompak, bersatu padu demi kebaikan bersama, bangsa dan negara. Bersatu dalam perbedaan, dalam kebhinekaan”, himbau Olla didepan lebih lebih kurang 350 peserta perayaan kemerdekaan RI yang datang dari segala pelosok kawasan New England, yaitu 6 negara bagian pantai timur Amerika Serikat yang terdiri dari Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, Connecticut, Maine dan Vermont. “Mari terus bersama2 melakukan banyak hal positif yg tidak hanya bermanfaat bagi kita perorangan, keluarga dan teman2 terdekat, namun juga yang dapat menambah nilai harkat dan martabat bangsa dan posisi kita disini sebagai komunitas yang terhormat, produktif, kreatif serta bisa memberikan nilai tambah (added-values) kepada komunitas setempat”, tambah Olla.

Pembacaan teks Proklamasi, Pancasila dan pelantunan lagu Indonesia Raya dilaksanakan dengan penuh khidmat oleh seluruh masyarakat Indonesia dan mahasiswa yang hadir. Kemeriahan acara 17-an dilengkapi dengan santap bersama kuliner khas Indonesia dan perlombaan beragam permainan tradisional seperti balap karung, tarik tambang, lomba bakiak, lomba makan kerupuk dan sepak bola yang dinikmati tidak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga oleh masyarakat setempat Amerika. Para warga yang memiliki bakat khusus dalam bermusik dan seni tari juga dengan handal menyuguhkan hiburan yang menarik bagi para pengunjung yang rindu akan lagu-lagu populer dan tarian tradisional Indonesia.

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

Pertemuan Masyarakat Indonesia di Boston Membahas Keimigrasian & Kekonsuleran

Mengulas Isu Keimigrasian, Hiburan  & Jananan Nusantara, Sampai Dengan Perayaan Ultah Seru

 

Boston, 18 Maret 2017 - Hari ini telah diselenggarakan kegiatan temu muka Konsul Jenderal (KonJen) RI New York, Bapak Abdulkadir Jailani, dengan WNI di Boston dan sekitarnya untuk membahas masalah2 keimigrasian dan kekonsuleran pasca diterbitkannya executive order Presiden AS yang baru terkait dengan pengetatan pengawasan imigrasi. KonJen RI menghimbau WNI untuk melengkapi dokumen identitas di Amerika serta selalu memiliki paspor yang masih berlaku sekurang2nya untuk masa 6 bulan kedepan. WNI juga dihimbau untuk tidak khawatir karena selama tidak melanggar hukum ketika berada di Amerika, baik pemerintah kota setempat maupun KJRI terdekat akan melindungi hak2 dari semua WNI. KonJen RI juga menekankan arahan dari Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahwa perlindungan dan pelayanan WNI, tanpa melihat status keimigrasiannya, merupakan prioritas utama kantor KJRI.

Konsul Konsuler dari KJRI New York, Bapak Gustaav Ferdinandus dan Ibu Annisa Tyas Purwanti beserta tim juga menggelar warung konsuler bagi para WNI yang memerlukan layanan paspor, lapor diri dan legalisasi. Beragam pertanyaan pada sesi Q&A juga di kemukakan oleh para hadirin mulai dari masalah keresahan mengenai travel ban Amerika yang baru, e-passport, internship utk mahasiswa Indonesia di Amerika, isu ‘pemutihan’ yg terjadi pada tahun 2001, sampai dengan pertanyaan mengenai reverse citizenship dari kewarganegaraan Amerika kembali ke Indonesia.

Dihadiri oleh lebih kurang 150 WNI, acara ini dikemas dengan apik, tidak hanya informatif namun juga sebagai ajang promosi banyaknya talenta yg kita miliki di kawasan New England. Hiburan oleh mahasiswa2 Indonesia berbakat dari Berklee College of Music dan lezatnya jajanan nusantara dari beberapa pemasak2 lokal unggul melengkapi acara yang ditunggu2 oleh masyarakat Indonesia di Boston ini. Acara di akhiri dengan surprise birthday cake & greeting dari seluruh pendukung acara dan hadirin untuk Bapak KonJen yang pada hari yang sama juga merayakan ulang tahun ke-51.

Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah ikut hadir di acara pertemuan ini. Big thank you juga bagi seluruh pendukung acara. ICONE team: Olla Chas, Elvina Muzdhalifah, Rizki Setia, Yana Regan, Amanda Madjid, Willa Lydia Sullivan. BCBC team: Zee 'Upiek' Leon, Daniel Pattianakotta dan crew. Permias MA: Emmanuel Rio Atmadja, Dira Ardelia Djaya, Berklee Indonesian students dan para kontributor kulinari Nusantara.

Sampai jumpa dikesempatan berikutnya. Bersama, kita bisa!

 


SIARAN PERS

Himbauan Kepada WNI di Boston Pasca Executive Order Keimigrasian Amerika

 

Boston, 18 Maret 2017 – Kebijakan imigrasi Amerika Serikat (AS) yang dikeluarkan dalam bentuk executive order President Donald Trump yang baru telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga negara Indonesia (WNI) di AS, termasuk di Boston dan sekitarnya. Karena itu kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York, didukung oleh New England Indonesian Community Inc. (ICONE, Inc.), Boston City Blessing Church, dan Permias Massachusetts, menggelar acara pertemuan masyarakat Indonesia di Boston untuk membahas isu-isu keimigrasian dan kekonsuleran yang menyangkut WNI.

Dalam acara pertemuan yang diikuti oleh lebih kurang 150 WNI pada hari Sabtu, tanggal 18 Maret 2017 di Boston tersebut, WNI dihimbau untuk melengkapi dokumen identitas resmi di AS serta selalu memiliki paspor yang masih berlaku sekurang-kurangnya untuk masa 6 bulan kedepan. WNI juga dihimbau untuk tidak khawatir karena selama tidak melanggar hukum ketika berada di AS, baik pemerintah kota setempat maupun kantor KJRI terdekat akan melindungi hak-hak dari semua WNI.

Konsul Jenderal RI di New York, Abdul Kadir Jailani, juga menekankan arahan dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahwa perlindungan dan pelayanan WNI, tanpa melihat status keimigrasiannya, merupakan prioritas utama semua perwakilan RI di luar negeri, termasuk KJRI New York yang wilayah kerjanya mencakup negara bagian Massachussets dengan Boston sebagai ibu kotanya. “KJRI New York bertugas memastikan bahwa setiap hak-hak hukum WNI dihormati oleh pemerintah setempat dan penegak hukum AS. Oleh karena itu, sangat lah penting untuk menjalin komunikasi antara WNI dengan KJRI agar KJRI dapat memastikan bahwa kondisi hukum maupun keberadaan masing-masing warga masyarakat Indonesia selama berada di AS senantiasa terpantau dengan baik”, ujar Abdul Kadir Jailani.

Abdul Kadir Jailani menambahkan pentingnya bagi seluruh WNI untuk melakukan lapor diri ke KJRI New York dan menjamin bahwa informasi WNI yang diterima dan disimpan di kantor KJRI New York tidak akan diberikan kepada pihak manapun, termasuk pemerintah AS, dan hanya akan digunakan untuk kepentingan pendataan pemerintah RI dan kebaikan serta keperluan para WNI selama berada di AS.

Bagi WNI yang berkeinginan untuk keluar masuk AS saat ini juga dihimbau untuk tidak resah. Selain karena Indonesia tidak termasuk dalam daftar cekal keimigrasian AS yang baru, selama dokumen penting perjalanan sudah dilengkapi dan memegang paspor serta visa yang berlaku, dan tidak melakukan pelanggaran hukum apapun, WNI bebas dan aman untuk melakukan perjalanan keluar ataupun masuk AS.

“Seiring dengan pengetatan pengawasan keimigrasian ini, alangkah baiknya jika masyarakat Indonesia yang berdomisili, berkerja maupun bersekolah disini dapat saling membantu dan makin memperat rasa kepedulian dan persatuan terhadap sesama WNI agar bisa tetap tenang dalam menyikapi perkembangan kebijakan imigrasi AS tersebut”, kata Olla Chas, Co-Founder & President dari ICONE, Inc, sebuah organisasi nirlaba berbasis sukarelawan yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika dan promosi seni budaya Indonesia di kawasan New England, daerah pantai timur AS yang mencakup 6 negara bagian.

WNI di Boston dan beberapa kota lainnya di New England beruntung berada dalam pemerintahan kota di AS yang ramah imigran atau yang disebut juga sebagai sanctuary city. “Namun hal ini tentunya jangan sampai menyurutkan sikap kita sebagai WNI dan imigran disini untuk tidak mematuhi peraturan setempat dan selalu menjaga kesopanan saat menghadapi penegak hukum ataupun imigrasi”, tambah Olla.

Dalam pertemuan masyarakat ini, KJRI New York membagikan kartu penting seukuran kartu nama berisikan informasi nomor-nomor hotline Perwakilan RI di AS dan instruksi singkat mengenai apa yang harus dilakukan WNI dalam menghadapi agen imigrasi ataupun FBI.  Selain itu, KJRI New York juga memberikan arahan-arahan safety plan dan know your right jika WNI dihadapkan oleh masalah keimigrasian. Tersedia juga nomor hotline KJRI New York yang selalu aktif dan dapat dihubungi selama 24 jam dan 7 hari jika WNI memerlukan bantuan dan dalam keadaaan darurat.

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

Indonesian Community of New England, Inc.