Balinese Dance Workshop

Balinese Dance Workshop

Whether you have been to Bali or not, you will be mesmerized by the Balinese dance – a very primordial dance tradition that is a part of the religious and artistic expression among the Balinese people. Come and join us at our 3-week sessions of Balinese Dance Workshop this spring to learn the dance basics with our skilled instructor and take pride in your first Balinese dance steps. In this workshop, you will learn one of the most famous Balinese dances called the Puspa Wresti Dance.

Designed for beginners, age 15 and older, our instructor will explain the meaning(s) behind the delicate yet striking individual postures and gestures that forms the basics of Balinese dance. You will learn how to dance with the integrated body movements, using your fingers, hands, head, eyes and facial gestures, that make the Balinese dance so unique and beautiful. Such a wonderful way to learn about the richness of Bali-Hindu and Indonesian cultures while enjoying a bit of exercise.

We will provide the sash and the sarong for you. So let’s have fun dancing with us in the 1 ½ hour workshop, every Saturday at 1pm - 2.30pm on March 9-23, 2019!

 


 

About the Puspa Wresti Dance

Puspa (flower) Wresti (rain) dance is inspired by the celebration of the Gods' descent to earth. It is traditionally danced by men and women to welcome and show respect to the visitors coming to their village.

 

About the Instructor

As a Goodwill Ambassador of Republic of Indonesia and a native Balinese, I Made Subagiarta (Arta) is passionate in sharing Indonesian culture with the world through traditional Balinese dances. He recently performed Baris Dance at the 2018 New England Indonesian Festival in Copley Square, Boston where thousands of visitors attended the event. Other than studying full time as a graduate student at Harvard Medical School, Arta enjoys dreaming up new stories in his spare time.

Sosialisasi Pemilu 2019 & Layanan Konsuler

Kegiatan Sosialisasi Pemilu 2019 dan Layanan Konsuler telah berlangsung dengan sukses pada tanggal 11 November, 2019 di Boston, Massachusetts. Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) New York yang telah melakukan kegiatan yang sama di beberapa negara bagian lainnya di kawasan pantai timur Amerika Serikat, kali ini didukung oleh ICONE dan Permias MA telah memfasilitasi warga negara Indonesia yang berdomisili di Massachusetts khususnya dan di wilayah New England pada umumnya, untuk mendaftarkan diri dan mengetahui lebih banyak mengenai pemilu serentak luar negeri yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 April, 2019. Puluhan warga negara Indonesia yang terdiri dari kalangan profesional, keluarga dan mahasiswa hadir untuk memastikan hak pilih mereka dapat digunakan di Pemilu 2019 nanti.

Terima kasih atas kerjasama semua pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini. Termasuk didalamnya adalah: Ginda Bastari dan Daisy Loho (PPLN-NY); Sandy D. Satrio (KJRI NY); Olla Chas, Sophia Hawkeyes dan Dania Dhanni (ICONE); Adhni Mulachela (PERMIAS MA); dan Micita Mahoney (konsumsi).

Mari sukseskan bersama Pemilu 2019! Ayo gunakan hak pilih kita demi menuju Indonesia yang lebih baik, damai dan sejahtera.

2017 New England Indonesian Festival

For the 5th year in a row, the New England Indonesian Festival (NEIF) was once again rocked Boston on Saturday, September 30th, 2017 as the largest & the most sought-after Indonesian festival in the New England area. Undeterred by the damp weather on the day of the event, thousands of people came to celebrate our community, culture and culinary.

Thank you to all the Permias Massachusetts's team members (Dian Mak, Lucius Janison Simkoputra, Austin, Adhni, Christian, etc.) who led the project and collaborated with ICONE to make this event happen. You guys are awesome!

Many thanks to all the vendors (Nina Mae, Rosita Rachim, Z's Kitchen, Bakso Superphilly, Selera Bunda, On'e Nuri, Felisia Jacobus, Rosa Insco and Nurhayati Tios Sumarto), Nusantara Kreasindo, pak Ismunandar Ismu from Atdikbud DC, Rumah Budaya Indonesia and Singo Lodoyo from Washington DC, KEMENPAR from Jakarta, Java Jukebox, Dhini Purnamasari and Aditya Yodha for the supports and participation.

Last not least, thank you to ICONE's team and volunteers: Olla Chas, Elvina Muzdhalifah, Rizki Setia, Willa Lydia Sullivan & Dan, Yana Regan, Dania Dhanni Setyaning, Watty Grant, Sophia Hawkeyes & husband, Fahlino, Uum Humaerah & mas Sukidi, Vera Lumowa, Riri Dewi, Ramon Padmasambhava, Micita Mahoney and Sean, plus the kids: Faris, Salma, Hannah and Chris. Despite of the rain and all, each and everyone of you have done your best to make things rolling.

Together, WE CAN!

------000------

SIARAN PERS

Reog, Orang Utan, Komodo dan Rendang Tarik Minat Ribuan Pengunjung New England Indonesian Festival 2017 di Boston, Amerika Serikat

 Boston, 30 September 2017 – Keunikan seni tari Reog Ponorogo, rasa rendang Padang yang khas dan kekayaan margasatwa yang hanya ada di Indonesia seperti Orang Utan dan Komodo berhasil menarik minat ribuan pengunjung yang memadati area New England Indonesian Festival (NEIF) 2017 di jantung kota Boston, Copley Square pada hari Sabtu, 30 September 2017.  Guyuran hujan yang mewarnai acara tidak menyurutkan keinginan para pengunjung untuk tetap menghadiri NEIF 2017 yang merupakan ajang festival budaya, seni dan kulinari Indonesia tahunan terbesar yang paling ditunggu di kawasan pantai timur Amerika Serikat.

Diselenggarakan untuk ke-5 kalinya oleh PERMIAS Massachusetts (organisasi Persatuan Mahasiswa Indonesia di Massachussets, Amerika) dan New England Indonesian Community Inc. (ICONE, Inc.), NEIF 2017 dikemas secara menarik dan didukung oleh kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Rumah Budaya Indonesia dari Washington DC, beserta Wonderful Indonesia dari Kementerian Pariwisata Indonesia dari Jakarta. NEIF 2017 juga dibantu oleh para sukarelawan, pekerja seni dan pengusaha makanan dan cendramata khas Indonesia yang berasal dari Massachusetts, Maryland, Philadelphia, New York, New Hampshire, Connecticut dan Washington DC.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini NEIF 2017 mengusung tema acara “Indonesian Wildlife”. “Sejalan dengan makin bertambahnya kepedulian masyarakat global akan isu-isu lingkungan hidup, kami ingin meningkatkan pengetahuan masyarakat lokal di kawasan New England mengenai keberagaman dan keunikan flora dan fauna yang dimiliki oleh Indonesia, seperti Orang Utan, Komodo, bunga Rafflesia dan lainnya”, jelas Dian Mak, Presiden dari PERMIAS Massachusetts.  NEIF 2017 ini juga mengangkat sisi keaneka-ragaman budaya beberapa kelompok etnis dalam masyarakat Indonesia yang bersentuhan dengan kehidupan satwa-satwa unik Indonesia melalui suguhan tari-tarian dan musik traditional seperti Reog dari Ponorogo,  Tari Merak dari Jawa Barat, dan Tari Cendrawasih dari Bali.

“Selain menjadi kesempatan untuk mempromosikan keaneka ragaman flora dan fauna serta kulinari Indonesia, NEIF 2017 juga merupakan ajang untuk menunjukkan bahwa komunitas Indonesia di Amerika Serikat adalah komunitas yang kuat, mempunyai semangat gotong royong yang hebat dan menjunjung tinggi persatuan. Hal ini terlihat dari antusiasme dan partisipasi dari berbagai lapisan dan golongan masyarakat serta mahasiswa Indonesia yang saat ini tinggal di kawasan pantai timur Amerika Serikat”, ujar Olla Chas, Co-Founder & President dari ICONE, Inc, sebuah organisasi nirlaba berbasis sukarelawan yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika dan promosi seni budaya Indonesia di kawasan New England, Amerika Serikat. “Kami ingin memperlihatkan kepada masyarakat Amerika disini bahwa persatuan dalam keberagaman (unity in diversity) inilah yang membuat Indonesia bisa unggul dan berbeda dari negara lainnya”, tambah Olla.

Beragam suguhan kesenian Indonesia dibawakan oleh tim Wonderful Indonesia dari Kementerian Pariwisata Indonesia, Nusantara Kreasindo (sanggar tari Indonesia asal New Hampshire) dan Singo Lodoyo (sanggar budaya Ponorogo dari Washington DC). Puluhan jenis masakan dan hidangan penutup khas Indonesia habis terjual untuk memenuhi kerinduan kulinari diaspora Indonesia, serta keingintahuan masyarakat lokal Boston akan keunikan dan kelezatan rasa makanan-makanan Indonesia. Rendang, mie bakso dan sate merupakan beberapa menu makanan yang paling banyak diminati oleh masyarakat lokal. NEIF 2017 juga dimeriahkan oleh peragaan busana daerah, permainan tradisional Indonesia, Batik workshop, penjualan kerajinan dan pernak-pernik khas Indonesia, serta suguhan live music performance dari beberapa band lokal.

 

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

72nd Indonesian Independence Day community outing

72nd Indonesian Independence Day Community Outing

Boston / August 19, 2017 - Indonesians in New England celebrated Indonesian Independence Day at Arsenal Park, Watertown MA. Hundreds of fellow Indonesians from across New England came together in unity for a day full of fun and laughter.

The event was a true reflection of a solid community work. Among too many people to thank behind the success of the event, our deepest gratitude goes to Olla Chas, Rizki Setia, Elvina Muzdhalifah, Satyawidya Wulansari, Yogi, Yana Regan, Sukidi, Uum Humaerah, Dania Dhanni Setyaning, Hakim, Adrian, Agus Lele, Anis Ajus, Lia Gani Heryudono, Alfa, Jaffa, Adiva, Hanna, Micita Mahoney, Sean, Roy Godlieb, Mahatma Gusti Ayu, Bagus Trihatmaja, Lia Tang dan Echa Megawaty.

Here is for a better, stronger and more connected community. Together, WE CAN!

 

-----------------------------------------------------------------

SIARAN PERS

Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-72

Perkuat Persatuan dan Semangat Nasionalisme Indonesia di Boston, Amerika

Boston, 19 Agustus 2017 – Semangat dan ekspresi nasionalisme ditunjukkan oleh warga Indonesia di Boston, Amerika. Hal itu terefleksikan dalam dua kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE): pertama, diskusi akademis bersama Sandiaga Uno, Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta di Harvard Medical School, pada Kamis, 17 Agustus, 2017, dan kedua, perayaan kemerdekaan RI yang ke-72 di Watertown Park di Boston, pada Sabtu, 19 Agustus 2017.

Dalam sambutannya di Universitas Harvard, Sandiaga menegaskan bahwa diskusi kebangsaan RI ini merupakan pertukaran ide dan wacana untuk meneguhkan rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme di kalangan warga diaspora Indonesia di Amerika. “Berpikir, berimajinasi, dan berkarya untuk Indonesia adalah suatu hal yang melekat pada warga diaspora Indonesia di Amerika. Tanda bakti Indonesia dapat dilakukan oleh setiap warga Indonesia, baik di luar maupun di dalam negeri. Semua itu menjadi modal sosial dan intelektual untuk membangun Indonesia dengan membentuk jaringan internasional dan kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Amerika”, ujar Sandiaga di depan mahasiswa dan profesional Indonesia di Boston. Dalam mengenang kembali pemikiran founding fathers kita, Sandiaga menitikberatkan aspek persatuan di tengah kebhinnekaan bangsa Indonesia (unity in diversity). Persatuan dan titik persamaan inilah, menurutnya, yang perlu dijadikan common platform dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih demokratis, adil, dan sejahtera.

Pada perayaan hari kemerdekaan RI ke-72 di Arsenal Park, Boston, Olla Chas, Co-founder & President ICONE, Inc., sebuah organisasi nirlaba yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika, menegaskan kembali tentang pentingnya persatuan di antara warga Indonesia yang berbeda suku, agama, dan golongan dari berbagai kota di kawasan New England. “Warga diaspora Indonesia di New England adalah miniatur kecil dari kebhinekaan Indonesia. Sebagai perantau yg berasal dari berbagai macam latar belakang, masyarakat Indonesia disini hendaknya selalu dapat kompak, bersatu padu demi kebaikan bersama, bangsa dan negara. Bersatu dalam perbedaan, dalam kebhinekaan”, himbau Olla didepan lebih lebih kurang 350 peserta perayaan kemerdekaan RI yang datang dari segala pelosok kawasan New England, yaitu 6 negara bagian pantai timur Amerika Serikat yang terdiri dari Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, Connecticut, Maine dan Vermont. “Mari terus bersama2 melakukan banyak hal positif yg tidak hanya bermanfaat bagi kita perorangan, keluarga dan teman2 terdekat, namun juga yang dapat menambah nilai harkat dan martabat bangsa dan posisi kita disini sebagai komunitas yang terhormat, produktif, kreatif serta bisa memberikan nilai tambah (added-values) kepada komunitas setempat”, tambah Olla.

Pembacaan teks Proklamasi, Pancasila dan pelantunan lagu Indonesia Raya dilaksanakan dengan penuh khidmat oleh seluruh masyarakat Indonesia dan mahasiswa yang hadir. Kemeriahan acara 17-an dilengkapi dengan santap bersama kuliner khas Indonesia dan perlombaan beragam permainan tradisional seperti balap karung, tarik tambang, lomba bakiak, lomba makan kerupuk dan sepak bola yang dinikmati tidak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga oleh masyarakat setempat Amerika. Para warga yang memiliki bakat khusus dalam bermusik dan seni tari juga dengan handal menyuguhkan hiburan yang menarik bagi para pengunjung yang rindu akan lagu-lagu populer dan tarian tradisional Indonesia.

---oo0oo---

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

Community discussion with Sandiaga Uno, Deputy Governor-elect of Jakarta

Boston / August 17, 2017 - A community gathering featuring the Deputy Governor-elect of Jakarta, Sandiaga Uno, was held today at Vanderbilt Hall, Harvard Medical School in Boston. The event was part of ICONE's Indonesian Independence Day community celebration series in New England.  Mr. Uno shared his views on some of Jakarta and Indonesia’s current issues and motivated the local Indonesian diasporas to stay united and productive as a community. The event was attended by Indonesian graduate students and professionals currently residing in Massachusetts and New Hampshire.

Thank you to Olla Chas (Co-Founder & President of ICONE, Inc.) and the two Indonesian graduate students from Harvard University, Nanda Prasetya and Talitha Chairunissa, who helped spearhead this event into realization. This gathering was also supported by other members of the community including Fahlino Sjuib, Sukidi, Uum Humaerah, Christian Suharlim, Adrian Hasdianda, Calvin Yehezkiel Limuel and Watty Grant.


Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-72: Perkuat Persatuan dan Semangat Nasionalisme Indonesia di Boston, Amerika

Boston, 19 Agustus 2017 – Semangat dan ekspresi nasionalisme ditunjukkan oleh warga Indonesia di Boston, Amerika. Hal itu terefleksikan dalam dua kegiatan besar yang diselenggarakan oleh Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE): pertama, diskusi akademis bersama Sandiaga Uno, Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta di Harvard Medical School, pada Kamis, 17 Agustus, 2017, dan kedua, perayaan kemerdekaan RI yang ke-72 di Watertown Park di Boston, pada Sabtu, 19 Agustus 2017.

Dalam sambutannya di Universitas Harvard, Sandiaga menegaskan bahwa diskusi kebangsaan RI ini merupakan pertukaran ide dan wacana untuk meneguhkan rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme di kalangan warga diaspora Indonesia di Amerika. “Berpikir, berimajinasi, dan berkarya untuk Indonesia adalah suatu hal yang melekat pada warga diaspora Indonesia di Amerika. Tanda bakti Indonesia dapat dilakukan oleh setiap warga Indonesia, baik di luar maupun di dalam negeri. Semua itu menjadi modal sosial dan intelektual untuk membangun Indonesia dengan membentuk jaringan internasional dan kerja sama yang kuat antara Indonesia dan Amerika”, ujar Sandiaga di depan mahasiswa dan profesional Indonesia di Boston. Dalam mengenang kembali pemikiran founding fathers kita, Sandiaga menitikberatkan aspek persatuan di tengah kebhinnekaan bangsa Indonesia (unity in diversity). Persatuan dan titik persamaan inilah, menurutnya, yang perlu dijadikan common platform dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih demokratis, adil, dan sejahtera.

Pada perayaan hari kemerdekaan RI ke-72 di Arsenal Park, Boston, Olla Chas, Co-founder & President ICONE, Inc., sebuah organisasi nirlaba yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika, menegaskan kembali tentang pentingnya persatuan di antara warga Indonesia yang berbeda suku, agama, dan golongan dari berbagai kota di kawasan New England. “Warga diaspora Indonesia di New England adalah miniatur kecil dari kebhinekaan Indonesia. Sebagai perantau yg berasal dari berbagai macam latar belakang, masyarakat Indonesia disini hendaknya selalu dapat kompak, bersatu padu demi kebaikan bersama, bangsa dan negara. Bersatu dalam perbedaan, dalam kebhinekaan”, himbau Olla didepan lebih lebih kurang 350 peserta perayaan kemerdekaan RI yang datang dari segala pelosok kawasan New England, yaitu 6 negara bagian pantai timur Amerika Serikat yang terdiri dari Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, Connecticut, Maine dan Vermont. “Mari terus bersama2 melakukan banyak hal positif yg tidak hanya bermanfaat bagi kita perorangan, keluarga dan teman2 terdekat, namun juga yang dapat menambah nilai harkat dan martabat bangsa dan posisi kita disini sebagai komunitas yang terhormat, produktif, kreatif serta bisa memberikan nilai tambah (added-values) kepada komunitas setempat”, tambah Olla.

Pembacaan teks Proklamasi, Pancasila dan pelantunan lagu Indonesia Raya dilaksanakan dengan penuh khidmat oleh seluruh masyarakat Indonesia dan mahasiswa yang hadir. Kemeriahan acara 17-an dilengkapi dengan santap bersama kuliner khas Indonesia dan perlombaan beragam permainan tradisional seperti balap karung, tarik tambang, lomba bakiak, lomba makan kerupuk dan sepak bola yang dinikmati tidak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga oleh masyarakat setempat Amerika. Para warga yang memiliki bakat khusus dalam bermusik dan seni tari juga dengan handal menyuguhkan hiburan yang menarik bagi para pengunjung yang rindu akan lagu-lagu populer dan tarian tradisional Indonesia.

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

Ramadan Berbagi / Ramadan to Share 2017

2017 Ramadhan Berbagi (Ramadhan to Share)

Jakarta, 7/9/2017 - For the second time around, ICONE has completed one of its charity initiatives Ramadhan Berbagi (Ramadhan to Share) that focuses on supporting education among children and youth in need in Indonesia today. Charity donations from this year's program went to Yayasan Daarunnas, an orphanage center located at the Bojong Desa village in Tangerang, Indonesia.

Thank you to those who purchased the scrumptious selections of Indonesian cookies (kue kering) made by our local chef, Uum Humaerah, and donated some funds to the children of this orphanage center.

*********

About Yayasan Daarunnas

Yayasan Daarunnas is an orphanage center located at the Bojong Desa village in Tangerang, Indonesia. Mostly funded by regular donations through zakat/sadaqa (almsgiving), this orphanage is currently taking care of 75 children and youth. The orphanage has been supporting these children in need through foster care, education, and adoption.

For more information on the orphanage center, click here (note: the document is in Bahasa Indonesia).

 

About Ramadhan Berbagi / Ramadhan to Share program

This program, while serving its purpose in supporting and empowering our local talents in culinary, is also one of ICONE’s giving back programs to Indonesia, which focuses on providing educational support to children and youth in need. Started in 2016, every Ramadhan, 100% of donation from this program goes to different targeted community and welfare institutions that requires help in Indonesia. Bersama, kita bisa!

 

 

2017 Indonesian Food Bazaar: Food, Culture & Community Celebration

The region’s Indonesian community celebrated its rich heritage of culture through food and music at Hilton Park, Dover in New Hampshire on Saturday, May 13th, 2017. The chilly weather that day did not deter hundreds of Indonesians and the locals to come together and enjoyed a huge variety of foods available from 12 vendors who came from Maryland, Massachusetts, Connecticut, New Hampshire and New York.

“We are here to celebrate our people and heritage,” said Olla Chas, Co-founder and President of the Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE). “One of our non-profit organization’s missions is to bring the best out of the Indonesians in New England towards a better, stronger and more productive community regardless of ethnicities, social-economic background, and religions. And today is one of the examples of how our community, despite of our diversity, can come together in harmony to share our community strengths and culture through culinary and music”, she added.

Richard Lang, a Dover resident, who came with his buddy Mark, expressed his amusement over the bazaar. “This is our first time coming to an Indonesian event and we are very impressed by the number of people who comes here today. Absolutely amazing food. We will definitely come back”.

“This is a wonderful experience. It feels like we’re among family”, said David Fitzgerald of Maine who joined by his wife Pestiva. “I tried the tempe and rendang. They are my favorites”.

Aside from Indonesian delicacies, some vendors also displayed some ethnic clothing and jewelry selections from many parts of Indonesia such as Kalimantan, Bali, and Java.

Roy Godlieb of Dover was the D.J. for the day, playing many Indonesian favorites, which spurred the very active dancing styles of the poco-poco and goyang tobelo. Meanwhile, Agus Lele & Anis of Rhode Island and Jaffa of Massachusetts rocked the event with their amazing guitar and singing performances.

Thank you to all vendors, performers, ICONE team, KJRI New York, GBI-NH and those who came for making this event a success.

News coverage: Food, Culture on Display at Indonesian Food Bazaar

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

‘Wayang Magic Flute’ Javanese Shadow Puppets & Gamelan Show Mesmerized New Englanders in Boston

Boston, April 30, 2017 – Audiences of all ages from across New England were mesmerized by the uniqueness and beautiful sights and sounds of Javanese shadow puppets and gamelan performance in Boston today. The show, titled Wayang Magic Flute, was organized by the Harvard University’s Peabody Museum of Archeology and Ethnology and was supported by the Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE, Inc.). It was part of The Magic of Java exhibition in honor of Peabody Museum’s 150th Anniversary.

For about two hours, the audiences were entertained by a contemporary performance based on Mozart’s The Magic Flute, featuring intricate leather puppets and the sonorous gong-chime instruments of Harvard's Javanese-style gamelan orchestra performed by 14 graduate students from Harvard University and Longy School of Music. The performance was led by Jody Diamond, Artist in Residence at Harvard University’s Music Department, Hayley Fenn, PhD student in Historical Musicology, and theater director Mitchell Polonsky. Javanese shadow puppetry’s characters such as Buta Enom, Sita, Prabu Susarma, Durga and Garuda were used in the play and presented by Marc Hoffman, an artist from Maryland that has learned and mastered Javanese shadow puppetry for many years in Solo, Indonesia.

“The idea of this show originated from Hayley’s interest in a marionette tradition in Germany where the puppets act to a soundtrack recording of Mozart's Magic Flute. Inspired by this tradition, both Hayley and I then created a contemporary music performance that highlights the beauty and uniqueness of the Javanese shadow puppet and Javanese-style gamelan music that you see today”, said Jody, who is also the Director of American Gamelan Institute.

“As Indonesians living in the United States, we are proud to be part of such an activity that promotes the Indonesian arts and culture. Harvard University’s role in this show has shown the level of recognition for the Javanese shadow puppet and gamelan assemble at the world level and it is an encouraging sign that the Indonesian culture has now attracted more attention from the locals, especially in the New England area”, said Olla Chas, Co-Founder & President of the Indonesian Community of New England, Inc. (ICONE, Inc.), a non-profit organization that focuses on various Indonesian-American community / education-related outreach and promotes Indonesian arts and culture in the New England area.

“We have seen a growing interest among the public to learn more about our culture. Therefore, as Indonesians, we should put together greater efforts to embrace and promote the diversity of our culture wherever we are and whenever possible. We look forward to further collaborations in promoting Indonesian arts and culture in New England, especially in Boston area”, Olla added.

In addition to the shadow puppet show and gamelan orchestra performance, audiences were able to see popular highlights of the Javanese village at the 1893 Chicago World’s Fair at the museum’s gallery. They were also encouraged to touch the beautiful hand-painted puppets, play the instruments, and sample coffee from two Indonesian islands, Sumatera and Bali.

 

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

Pertemuan Masyarakat Indonesia di Boston Membahas Keimigrasian & Kekonsuleran

Mengulas Isu Keimigrasian, Hiburan  & Jananan Nusantara, Sampai Dengan Perayaan Ultah Seru

 

Boston, 18 Maret 2017 - Hari ini telah diselenggarakan kegiatan temu muka Konsul Jenderal (KonJen) RI New York, Bapak Abdulkadir Jailani, dengan WNI di Boston dan sekitarnya untuk membahas masalah2 keimigrasian dan kekonsuleran pasca diterbitkannya executive order Presiden AS yang baru terkait dengan pengetatan pengawasan imigrasi. KonJen RI menghimbau WNI untuk melengkapi dokumen identitas di Amerika serta selalu memiliki paspor yang masih berlaku sekurang2nya untuk masa 6 bulan kedepan. WNI juga dihimbau untuk tidak khawatir karena selama tidak melanggar hukum ketika berada di Amerika, baik pemerintah kota setempat maupun KJRI terdekat akan melindungi hak2 dari semua WNI. KonJen RI juga menekankan arahan dari Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahwa perlindungan dan pelayanan WNI, tanpa melihat status keimigrasiannya, merupakan prioritas utama kantor KJRI.

Konsul Konsuler dari KJRI New York, Bapak Gustaav Ferdinandus dan Ibu Annisa Tyas Purwanti beserta tim juga menggelar warung konsuler bagi para WNI yang memerlukan layanan paspor, lapor diri dan legalisasi. Beragam pertanyaan pada sesi Q&A juga di kemukakan oleh para hadirin mulai dari masalah keresahan mengenai travel ban Amerika yang baru, e-passport, internship utk mahasiswa Indonesia di Amerika, isu ‘pemutihan’ yg terjadi pada tahun 2001, sampai dengan pertanyaan mengenai reverse citizenship dari kewarganegaraan Amerika kembali ke Indonesia.

Dihadiri oleh lebih kurang 150 WNI, acara ini dikemas dengan apik, tidak hanya informatif namun juga sebagai ajang promosi banyaknya talenta yg kita miliki di kawasan New England. Hiburan oleh mahasiswa2 Indonesia berbakat dari Berklee College of Music dan lezatnya jajanan nusantara dari beberapa pemasak2 lokal unggul melengkapi acara yang ditunggu2 oleh masyarakat Indonesia di Boston ini. Acara di akhiri dengan surprise birthday cake & greeting dari seluruh pendukung acara dan hadirin untuk Bapak KonJen yang pada hari yang sama juga merayakan ulang tahun ke-51.

Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah ikut hadir di acara pertemuan ini. Big thank you juga bagi seluruh pendukung acara. ICONE team: Olla Chas, Elvina Muzdhalifah, Rizki Setia, Yana Regan, Amanda Madjid, Willa Lydia Sullivan. BCBC team: Zee 'Upiek' Leon, Daniel Pattianakotta dan crew. Permias MA: Emmanuel Rio Atmadja, Dira Ardelia Djaya, Berklee Indonesian students dan para kontributor kulinari Nusantara.

Sampai jumpa dikesempatan berikutnya. Bersama, kita bisa!

 


SIARAN PERS

Himbauan Kepada WNI di Boston Pasca Executive Order Keimigrasian Amerika

 

Boston, 18 Maret 2017 – Kebijakan imigrasi Amerika Serikat (AS) yang dikeluarkan dalam bentuk executive order President Donald Trump yang baru telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga negara Indonesia (WNI) di AS, termasuk di Boston dan sekitarnya. Karena itu kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York, didukung oleh New England Indonesian Community Inc. (ICONE, Inc.), Boston City Blessing Church, dan Permias Massachusetts, menggelar acara pertemuan masyarakat Indonesia di Boston untuk membahas isu-isu keimigrasian dan kekonsuleran yang menyangkut WNI.

Dalam acara pertemuan yang diikuti oleh lebih kurang 150 WNI pada hari Sabtu, tanggal 18 Maret 2017 di Boston tersebut, WNI dihimbau untuk melengkapi dokumen identitas resmi di AS serta selalu memiliki paspor yang masih berlaku sekurang-kurangnya untuk masa 6 bulan kedepan. WNI juga dihimbau untuk tidak khawatir karena selama tidak melanggar hukum ketika berada di AS, baik pemerintah kota setempat maupun kantor KJRI terdekat akan melindungi hak-hak dari semua WNI.

Konsul Jenderal RI di New York, Abdul Kadir Jailani, juga menekankan arahan dari Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahwa perlindungan dan pelayanan WNI, tanpa melihat status keimigrasiannya, merupakan prioritas utama semua perwakilan RI di luar negeri, termasuk KJRI New York yang wilayah kerjanya mencakup negara bagian Massachussets dengan Boston sebagai ibu kotanya. “KJRI New York bertugas memastikan bahwa setiap hak-hak hukum WNI dihormati oleh pemerintah setempat dan penegak hukum AS. Oleh karena itu, sangat lah penting untuk menjalin komunikasi antara WNI dengan KJRI agar KJRI dapat memastikan bahwa kondisi hukum maupun keberadaan masing-masing warga masyarakat Indonesia selama berada di AS senantiasa terpantau dengan baik”, ujar Abdul Kadir Jailani.

Abdul Kadir Jailani menambahkan pentingnya bagi seluruh WNI untuk melakukan lapor diri ke KJRI New York dan menjamin bahwa informasi WNI yang diterima dan disimpan di kantor KJRI New York tidak akan diberikan kepada pihak manapun, termasuk pemerintah AS, dan hanya akan digunakan untuk kepentingan pendataan pemerintah RI dan kebaikan serta keperluan para WNI selama berada di AS.

Bagi WNI yang berkeinginan untuk keluar masuk AS saat ini juga dihimbau untuk tidak resah. Selain karena Indonesia tidak termasuk dalam daftar cekal keimigrasian AS yang baru, selama dokumen penting perjalanan sudah dilengkapi dan memegang paspor serta visa yang berlaku, dan tidak melakukan pelanggaran hukum apapun, WNI bebas dan aman untuk melakukan perjalanan keluar ataupun masuk AS.

“Seiring dengan pengetatan pengawasan keimigrasian ini, alangkah baiknya jika masyarakat Indonesia yang berdomisili, berkerja maupun bersekolah disini dapat saling membantu dan makin memperat rasa kepedulian dan persatuan terhadap sesama WNI agar bisa tetap tenang dalam menyikapi perkembangan kebijakan imigrasi AS tersebut”, kata Olla Chas, Co-Founder & President dari ICONE, Inc, sebuah organisasi nirlaba berbasis sukarelawan yang menaungi beragam kegiatan kemasyarakatan Indonesia-Amerika dan promosi seni budaya Indonesia di kawasan New England, daerah pantai timur AS yang mencakup 6 negara bagian.

WNI di Boston dan beberapa kota lainnya di New England beruntung berada dalam pemerintahan kota di AS yang ramah imigran atau yang disebut juga sebagai sanctuary city. “Namun hal ini tentunya jangan sampai menyurutkan sikap kita sebagai WNI dan imigran disini untuk tidak mematuhi peraturan setempat dan selalu menjaga kesopanan saat menghadapi penegak hukum ataupun imigrasi”, tambah Olla.

Dalam pertemuan masyarakat ini, KJRI New York membagikan kartu penting seukuran kartu nama berisikan informasi nomor-nomor hotline Perwakilan RI di AS dan instruksi singkat mengenai apa yang harus dilakukan WNI dalam menghadapi agen imigrasi ataupun FBI.  Selain itu, KJRI New York juga memberikan arahan-arahan safety plan dan know your right jika WNI dihadapkan oleh masalah keimigrasian. Tersedia juga nomor hotline KJRI New York yang selalu aktif dan dapat dihubungi selama 24 jam dan 7 hari jika WNI memerlukan bantuan dan dalam keadaaan darurat.

------------------------------------------

Check out also: ICONE in the News

ICONE’s 3rd Indonesian Food Bazaar: A Community Collaboration Effort at Its Best

Somersworth, NH / December 3, 2016 – Hundreds of Indonesians and locals from many parts of New England came together to enjoy the company of friends and families while enjoying lots of mouthwatering foods and drinks at ICONE’s Indonesian Food Bazaar at the Tri-City Academy, Somersworth on December 3rd, 2016. More than 70 different types of Indonesian traditional and street foods, as well as desserts and drinks, were sold at the bazaar by 12 food vendors from New Hampshire, Massachusetts, and New York.

Successfully held for the 3rd time, ICONE would like to thank all the collaborators, performers, and food vendors who helped make this bazaar as a sweet ending to ICONE’s community programs for the year. Big thank you to the team from the Indonesian Consul General office in New York, led by Annisa Tyas Purwanti, who has collaborated with ICONE by opening a consul corner for those Indonesians who needed services on their passport, registration, etc. There was a long line of people who came to get their questions answered and their consular needs are taken care of in a professional and timely manner.

Music and dances, as part of the main features of the bazaar, were performed by some talented and amazing musicians and people from the community led by our very own MC, Susi Sihombing. For the first time, the ‘Anak Krakatau’ band from Boston consists of Angga D. Martha (singer), Sitti Arlinda (keyboard), Ferdi Siswanto (cajon), Adi Sarosa and Dimas Rinarso Putro (guitars) made their debut at the bazaar by performing some Indonesian hit songs that made the bazaar goers serenade along with them enthusiastically. The Indonesian traditional dance from Java, the Caping dance, was showcased by three young dancers from Portsmouth’s Nusantara Kreasindo. Roy Godlieb and crews also took the stage with some Indonesian songs and traditional dances such as the well-known Poco Poco dance.

Applauds and thank you to all the vendors who participated in this bazaar: Mici’s Kitchen by Micita Mahoney, Sury’s Kitchen by Suryanah Siahaan, Selera Bunda by Sadiaah Haron, Uum Humaerah, RaRa’s Kitchen by Raude Raychel, Kartifasari by Afrianti Anggoro and Mindasari Priastini, Lumanauw’s Kitchen by Ivonne Golioth, Dapur the Tio’s by Nurhayati Tios Sumarto, Dewi Rosdiana, Riri Dewi, and GBI-NH.

Last but not the least, thank you to the ICONE team who made this bazaar comes to life: Olla Chas for all the hard work and leadership from the beginning till the end; GBI-NH and pastor Andi Sipayung for lending us your supports; Rizki Setia and Elvina Muzdhalifah for teaming up on the logistics fronts; Raude Raychel for filling in on things that mattered, Yana Regan, Watty Grant & Joseph Grant, Willa Lydia Sullivan and Sutji Prasetiowati for being there on the big day and making things happen.

Ended by the drawing of some exciting raffle prizes such as TV, tablets, and other electronic equipment, the 3rd Icone NE's Indonesian Food Bazaar attracted more than 400 bazaar goers. The bazaar was a testament to ICONE’s community collaboration at its best and a sweet ending for the year’s work.

Together, we can. Bersama, kita bisa!

Indonesian Community of New England, Inc.